Selasa, 05 Februari 2008

PAMONG PRAJA

Ada beberapa hal berkecamuk dari kebijaksanaan pemerintah yang tidak bijaksana saat terjadi penggusuran kawasan pedagang kaki lima oleh SATPOL PP.

Memang benar...pedagang kaki lima berada pada posisi lemah dan salah karena menempati daerah yang jelas dilarang, tapi yang menjadi pertanyaan bahkan mungkin bisa disebut fenomena adalah para jagoan itu selalu bergerak setelah kaki lima sudah menjadi komunitas..bukan saat masih beberapa gelintir pedagang membuka kawasan tersebut.
Tingkat kesedihan "mungkin" akan lebih ringan karena akar belumlah dalam menancap di tanah.

Entah apa yang sebenarnya terbersit di fikiran, saat mereka obrak-abrik rumah, kios atau bangunan apapun yang mereka anggap melanggar/menyalahi peraturan..tapi menurutku (setidaknya) nurani bisa dilihat dari raut muka mereka sangar "bekerja".

Sedih..karena sepertinya memang mereka diplot untuk tetap lurus saat..seorang ibu-ibu tua yang memelas dan memohon agar diberi kesempatan untuk menyelamatkan barang-barang yang ada didalam bangunan yang akan digusur (meski barang yang mereka punyai tidak seberapa dan mereka anggap tidak ada artinya).

Kadang ada pertanyaan muncul, bagaimana sistem perekrutan mereka sehingga profil yang muncul dari mereka begitu "menakutkan".

Entah berapa "doa" untuk segala ketidakbaikan dari kaum tergusur.

Entah berapa tetes airmata dari mereka yang berlindung dibalik embel-embel peraturan.

Keadilan memang jauh dari orang miskin

Baby



Forest Hunt